NAZI: ZION CONNECTION
Salah satu keputusan terpenting Kongres Zionis Internasional pertama yang diadakan di Basel, Swiss adalah menjadikan Palestina sebagai kampung halaman bagi kaum Yahudi yang saat itu banyak tersebar dan tinggal di berbagai wilayah di dunia. Untuk menuntaskan misi ini, kelompok Zionis Internasional menghadapi dua tantangan, yakni tantangan eksternal dan juga internal.
Tantangan eksternal datang dari ketidak setujuan dari Khalifah Turki Utsmani Sultan Abdul Hamid II yang tidak mau menyerahkan Tanah Palestina bagi kaum Yahudi dengan imbalan apa pun. Sebab itu kelompok konspirasi ini berupaya untuk menghancurkan kekhalifahan Islam dibubarkan dan Turki diganti menjadi negara yang mengagungkan paham sekularisme.
Wilayah-wilayah kekuasaan Turki Utsmani yang sangat luas dibagi-bagi diantara negara-negara konolialis-imperialis, terutama Inggris dan Perancis.
Tantangan eksternal lainnya adalah Tanah Palestina sebenarnya sudah menjadi negara yang merdeka saat itu, di mana Bangsa Palestina berdaulat secara mutlak. Untuk menghadapi ini, maka konspirasi membentuk satuan-satuan teror bersenjata Yahudi yang dalam sejarah dikenal sebagai kelompok teroris Irgun, Hagana, dan Stern. Ketiga kelompok teroris ini kelak menjadi cikal-bakal angkatan bersenjata Israel: Israeli Defences Force (IDF). Ketiga kelompok teroris ini berusaha keras mengusir bangsa Palestina dari tanahnya sendiri dengan berbagai cara yang tak mengenal kata ampun.
Sedang tantangan internal adalah keanggotaan orang-orang Yahudi Eropa untuk melakukan hijrah ke Tanah Palestina. Kala itu banyak orang-orang Yahudi Eropa sudah mapan dan bekerja di sektor perdagangan, perbankang, penerbitan, medis, dan sebagainya. Mereka sudah beranak-pinak di Eropa dan enggan menyambut ajakan kelompok Zionis yang di pimpin Herzl untuk hijrah ke Tanah Palestina yang dikatakan sebagai Home-land bagi kaumYahudi.
Padahal, ‘legitimasi internasional’ bagi kaum Yahudi untuk memenuhi Tanah Palestina dan mendirikan sebuah negara Yahudi di sana sudah ada di tangan, yakni dengan adanya Deklarasi Balfour berkat lobi Weizmann di Inggris. Menemui kenyataan di lapangan maka Konspirasi memutar otak agar kaum Yahudi Eropa bisa secepatnya, berbondong-bondong meninggalkan Eropa dan memulai hidup baru di Tanah Palestina.
Kala itu Perang Dunia I baru saja berakhir. Jerman sebagai pihak yang kalah diikat dengan perjanjian Versailes (1919) yang sangat merugikan pihak Jerman. Kenyataan ini sangat menyakiti kaum nasionalis Jerman dan membuatnya dendam terhadap pihak sekutu. Pihak jerman juga mengetahui bahwa Inggris mampu mengalahkan Jerman disebabkan penemuan seorang Yahudi bernama dr. Chaim Weizmann yang telah berhasil meramu bahan kimia yang mampu mendongkrak kinerja persenjataan Inggris menjadi lebih maksimal. Kenyataannya ini menimbulkan dendam yang teramat sangat orang-orang nasionalis Jerman terhadap kaum Yahudi.Zionis Dukung Nazi
Pihak konspirasi mengamati dengan cermat perkembangan situasi politik di Jerman. Mereka telah lama menyusupkan agen-agennya kedalam berbagai kekuatan politik Jerman yang kuat, juga ke sejumlah tokoh Jerman yang dianggap memiliki masa depan yang menjanjikan.
Salah satu agen Konspirasi adalah seorang profesor pakar geo-politik berdarah Yahudi-Jerman bernama Dr. Karl Erns Haushofer. Orang ini sudah lama menjalin komunikasi dengan Adolf Hitler dan Hitler pun menaruh hormat kepadanya dan menyebut orang ini sebagai salah satu guru politik yang paling mempengaruhi ide-idenya seperti yang kemudian hari ditulisnya dalam kitab suci NAZI “Mein Kampf” (Perjuanganku).
Lewat berbagai diskusi yang panjang dengan Haushofer inilah, Hitler kian menyakini jika ras Arya sebagai ras asli bangsa Jerman memiliki banyak keunggulan dibanding ras lainnya di seluruh dunia. Ras Arya diyakini berasal dari ras unggul Imperium Roma di mana Jerman pernah berjaya di tahun 962 hingga 1806 M.
Karir Hitler diduga kuat banyak dibantu oleh jaringan Konspirasi sehingga dengan cepat dan sangat fenomenal, seorang Kopral Hitler yang sebenarnya memiliki Intelejensi yang pas-pasan akhirnya memiliki ambisi menguasai dunia dan menjadikan Jerman sebagai Lord of the Earth, pemimpin dunia.
Dalam bidang politik dan arah perjuangan, Konspirasi “menyetir” Hitler melalui Karl erns Haushofer. Sedangkan urusan dana, agar NAZI bisa berkembang dengan cepat dan mampu membangun kekuatan militernya yang sedemikian besar dan kuat, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, maka Konspirasi pun lewat jaringan pengusahanya secara diam-diam banyak membantu NAZI dan menjadi donatur segala kegiatan Hitler. Tentu saja hal ini dilakukan dengan sangat rapi dan sangat halus.
Inilah mengapa Jerman yang kalah dalam Perang Dunia I dan diikat dengan Perjanjian Versailes yang sangat ketat, mampu membangun angkatan perangnya dengan sangat cepat dan dengan jumlah dan kekuatan yang sangat mengagumkan.
John Lofrus, Jakasa Penuntut penjahat perang Jerman, menulis dalam memoarnya berjudul ”The Secret War Agains the Jews” (2003) dan memaparkan bahwa sejumlah pengusaha kaya Amerika Serikat, seperti Averell Harriman, George Herberr Wallker, Prescott Bush, Allen Dulles, dan Rockefeller, diketahui membantu Hitler dan Jerman dengan kekuatan uangnya.
Dari Amerika, uang para penanam modal dan pengusaha kaya ini masuk ke Jerman lewat jalur khusus dan diputar di Jerman oleh tangan pengusaha Jerman bernama Fretz Thyssen yang oleh sejarah juga dicatat sebagai donatur utama finansil NAZI. Fakta-fakta mencenangkan ini ditemukan Loftus di dalam arsip rahasia yang disimpan oleh US National Archives, Loftus sendiri pernah mengatakan bahwa untuk memaparkan semua fakta ini dibutuhkan ekstra keberanian karena bisa jadi nyawanya menjadi taruhannya.
Menurut memoar Loftus, skandal besar ini mulai tercium sejak tahun 1924 dimana Harriman-Rockefeller memarkir “bahan mentah” berupa biji besi, mangan, dan sebagainya di sebuah kota di Polandia bernama Oswieczim alias Auschwitz, yang dikemudian hari lebih dikenal sebagai kamp konsentrasi NAZI dimana media-media jaringan Yahudi menyebarkan berita bohong bahwa jutaan orang Yahudi dibakar dalam kamar-kamar gas di sana.
Catatan harian Anne Frank, seorang gadis kecil Yahudi Polandia yang akhirnya menemui ajal di tangan NAZI, menyebutkan bahwa kamp konsentrasi Auschwitz tidaklah besar dan tidak akan mampu menampung tawanan dalam jumlah sebesar yang diklaim Yahudi sekarang.
Dana dari pihak Konspirasi ini juga yang digunakan Hitler untuk membangun Markas Besar NAZI, Braun Haus, di Munich. Dana ini didapatkan dari Union Bank dan mengalirkannya ke Dutch Bank. Bagi para pemerhati saham akan didapat fakta kuat bahwa hampir seluruh perusahaan besar Jerman pasca Perang Dunia I sesungguhnya telah dimiliki Rockefeller yang menguasai seluruh sahamnya.
Skandal ini di Amerika sempat tercium di tahun 1934 lewat seorang tokoh kongres yang anti-monopoli dan anti-trush bernama Teddy Roosevelt. Namun media-media besar milik Jaringan Konspirasi tidak memuatnya sebagai skandal yang patut diperhatikan.
Kelak, kekuatan armada perang NAZI ini secara unik bersimbiosis mutualisme, saling menguntungkan, dengan kepentingan kelompok Zionis Internasional dalam hal memindahkan kaum Yahudi Eropa ke Palestina.
Semoga bermanfaat...
Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment